Penulis: Istikumayati
Seharian di kampus mengerjakan research. Asam laktat sudah menumpuk di bahu, mata dan punggungku. Belum lagi diomelin sensei[1] karena data-data research-ku yang masih belum beres juga. Penat sekali. Kubuka laci meja belajarku, kuraih dompet biru kotak-kotak. Nafasku berat, uang lembaran 10ribu-an di dompetku semakin menipis. Bulan ini, aku sudah mentransfer uang 200 ribu yen ke Indonesia, untuk operasi kandungan ibuku. Kanker rahim itu baru diketahui empat bulan lalu. Sedangkan bapakku, yang hanya pesuruh di sebuah SD di kampung, tak kuat menanggung biaya yang dibutuhkan ibu. Beruntung aku mendapat beasiswa S2 di Nagoya University, sehingga aku bisa membantu, dengan mengirimkan separuh beasiswa. Walhasil, aku harus mengikat pinggang erat-erat dan mesti mencari penghasilan tambahan.